Temui Petani Padi, Suratman Sebut Pemda Taliabu Tidak Punya Konsep Perencanaan Pertanian

Ketua Komisi II DPRD Taliabu, Suratman Bahrudin (Depan) melihat langsung kondisi petani padi

“Hasil petani tidak dipanen semua dan dibiarkan begtu saja, karena tidak ada alat penggilingan padi, petani hanya menggunakan alat tumbuk tradisional. Ini salah satu lemahnya konsep perencanaan pertanian kita di Taliabu, tidak tuntas,” Ketua Komisi II DPRD Pulau Taliabu, Suratman Bahrudin.

Katasatu- Mendukung program swasembada pangan Presiden Prabowo Subiyanto di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara (Malut), Ketua Komisi II DPRD Pulau Taliabu Suratman Bahrudin menemui para petani padi di Kecamatan Taliabu Barat Laut.

Mirisnya, saat Suratman Bahrudin menemui para petani, ia menemukan sejumlah permasalahan, mulai dari hasil pertanian yang tidak dipanen hingga pemberian bantuan yang tidak sesuai.

Suratman berkomitmen bakal mengawal dan memastikan Pemda Pulau Taliabu menjadikan program swasembada pangan Presiden jadi program perioritas dengan dukungan fasilitas yang memadai, terkonsep dan terprogram secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah.

“Contohnya, Pemda memberikan berikan bibit ke petani tanpa pelatihan pola tanam dan rawat. Pupuknya cuman urea. Padahal urea hanya untuk masa vegetatif, sedangkan masuk pada masa pembuahan (generatif) tidak diberikan pupuknya,” sesalnya,.

Melihat semangat petani yang luar biasa, lanjut dia, mestinya Pemda tidak dilepas begitu saja, karena petani membutuhkan pendampingan dan pembinaan tata cara penggunaan pupuk sebagai nutrisi serta penanggulangan hama dan penyakit.

“Yang kami temukan justru petani masih belum memahami mengklasifikasi jenis pupuk untuk masa vegetatif dan masa generatif, serta serta belum mampu membedakan antara ham dan penyakit pada tanaman,” urai Suratman yang Ketua Tani Merdeka Indonesia.

Bahkan, alumni Insitut Pertanian Bogor  menemukan hasil petani tidak bisa dipanen secara keseluruhan dan biarkan hingga membusuk.

“Hasil petani tidak dipanen semua dan dibiarkan begtu saja, karena tidak ada alat penggilingan padi, petani hanya menggunakan alat tumbuk tradisional. Ini salah satu lemahnya konsep perencanaan pertanian kita di Taliabu, tidak tuntas,” tutupnya. (lea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup